HUBUNGAN ANTARA PEMAAFAN DIRI (SELF-FORGIVENESS) DAN PENERIMAAN DIRI (SELF-ACCEPTANCE) TERHADAP KEBERMAKNAAN HIDUP SOSIAL MAHASISWA
Kata Kunci:
Pemaafan Diri, Penerimaan Diri, Kebermaknaan Hidup SocialAbstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara: 1) Pemaafan diri dengan kebermaknaan hidup sosial mahasiswa. 2) Penerimaan diri dengan kebermaknaan hidup sosial mahasiswa. 3) Korelasi simultan antara pemaafan diri dan penerimaan diri terhadap kebermaknaan hidup sosial mahasiswa, serta 4) Menilai tingkat kemampuan pemaafan diri, penerimaan diri dan kebermaknaan hidup sosial pada mahasiswa. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif korelasional, melibatkan 104 mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2020 dan 2021 sebagai subjek penelitian. Alat ukur penelitian berupa kuesioner dengan tiga skala: Pemaafan Diri (20 item valid, α=0,886), Penerimaan Diri (26 item valid, α=0,901), dan Kebermaknaan Hidup Sosial (26 item valid, α=0,912). Teknik analisis menggunakan teknik deskriptif kategorisasi, uji asumsi klasik, dan uji regresi linier. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif antara pemaafan diri dengan kebermaknaan hidup sosial r= 0,68, serta hubungan positif antara penerimaan diri dengan kebermaknaan hidup sosial r= 0,62. Analisis regresi berganda menunjukkan baik pemaafan diri maupun penerimaan diri secara bersama-sama (R^2 = 0,75) memberikan kontribusi signifikan terhadap kebermaknaan hidup sosial. Secara keseluruhan, mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2020 dan 2021 memiliki tingkat pemaafan diri, penerimaan diri, dan kebermaknaan hidup sosial sedang hingga tinggi. Dengan demikian, pemaafan diri dan penerimaan diri memainkan peran penting dalam menentukan tingkat kebermaknaan hidup sosial mahasiswa.