PENERAPAN PEMIBIASAAN LITERASI SEJARAH DI SMP PANDAWA JAKARTA
Kata Kunci:
Pembelajaran Sejarah, Literasi Sejarah, Nasionalisme, Era DigitalAbstrak
Artikel ini menggunakan studi literatur dalam pengumpulan data. Tujuan dari penulisan artikel ini adalah mengambarkan mengenai konsep literasi sejarah untuk membangun jiwa nasionalisme dalam pembelajaran sejarah di era Digital. Secara tradisional, literasi terbatas pada kemampuan membaca dan menulis. Namun, dalam konteks kekinian, literasi memiliki makna yang sangat luas, termasuk keterampilan dalam berbagai aspek kehidupan. Selain itu, konsepnya telah berkembang di berbagai bidang. Salah satu konsep literasi yang terus berkembang adalah literasi sejarah. Literasi ini telah populer di Eropa sejak tahun 1970-an serta telah diterapkan oleh guru sejarah dalam pembelajaran sejarah di Eropa. Akan tetapi, konsep ini kurang populer dikalangan guru sejarah di Indonesia karena kurangnya pemahaman guru tentang konsep literasi sejarah. Konsep literasi sejarah sangat penting diterapkan dalam pembelajaran sejarah karena berhubungan erat dengan sumbersumber sejarah yang digunakan untuk menganalisis suatu peristiwa sejarah dalam pembelajaran sejarah. Kemampuan menganalisis tersebut pada gilirannya akan mendorong siswa untuk dapat berpikir kritis. Pemikiran kritis siswa akan menghadirkan berbagai keterampilan seperti, keterampilan berpikir sejarah, pemahaman sejarah dan kesadaran sejarah serta dapat menghadirkan kebermaknaan nilai dalam membangun jiwa nasionalisme yang tinggi sehingga siswa mampu mengenali identitasnya sebagai bagian dari suatu bangsa. Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi pada era digital saat ini menjadi tantangan sendiri untuk menerapkan literasi sejarah dalam pembelajaran sejarah. Selain itu, literasi sejarah dapat menjadi alternatif guru sejarah untuk ikut berkontribusi pada Gerakan Literasi Nasional (GLN) yang dicanangkan Pemerintah dalam upaya meningkatkan literasi anak Indonesia.