ANALISIS FAKTOR PERILAKU YANG MEMENGARUHI KEJADIAN GIGITAN HEWAN PENULAR RABIES (GHPR) DI WILAYA PUSKESMAS KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN KOTA MEDAN
Kata Kunci:
Pendidikan, Pengetahuan, Tindakan, Dukungan, Keluarga, Tenaga Kesehatan, Gigitan, RabiesAbstrak
Rabies merupakan salah satu penyakit zoonotik yang menjadi prioritas di Indonesia. Rabies merupakan salah satu jenis penyakit infeksi yang sangat berbahaya, karena sampai hari ini belum terdapat obat yang secara efektif dapat mengobatinya. Hampir seluruh kasus rabies berakhir dengan kematian (Case Fatality Rate hampir 100%) dan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor yang memengaruhi kejadian gigitan hewan penular rabies (GHPR) di Wilayah Puskesmas Kecamatan Medan Tuntungan. Jenis penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dengan metode total populasi sampel berjumlah 120 orang. Analisa data dilakukan dengan analisis univariat, bivariat dengan chi square dan multivariat dengan regresi logistik. Hasil uji regresi logistik pendidikan p = 0.001; pengetahuan p = 0.000 ; sikap p = 0.217, tindakan p = 0.001; budaya p = 0.712; fasilitas kesehatan p = 0.544; dukungan keluarga p = 0.007 dan dukungan tenaga kesehatan p = 0.015. Pendidikan merupakan faktor dominan memiliki nilai p= 0,001 dengan nilai OR atau Exp (B) = 15.950. Kesimpulan pendidikan, pengetahuan, tindakan, dukungan keluarga dan dukungan tenaga kesehatan memengaruhi kejadian GHPR dan Pendidikan merupakan faktor dominan yang memengaruhi terhadap kejadian GHPR di wilayah Puskesmas Kecamatan Medan Tuntungan. Sikap, budaya dan fasilitas layanan kesehatan tidak memengaruhi kejadian GHPR. Implikasi dari penelitian ini untuk meningkatkan pengetahuan pasien melalui interaksi antara pemberi pelayanan dengan penerima pelayanan, diharapkan pendidikan, pengetahuan, dukungan keluarga dan dukungan petugas kesehatan menjadi titik fokus utama mencegah kejadian GHPR dalam pelayanan di puskesmas. Disarankan memprioritaskan sosialisasi kepada masyarakat untuk pencegahan dan penyakit rabies. Tenaga kesehatan melayani pasien GHPR dengan menganjurkan agar keluarga mendukung ke puskesmas bila tergigit HPR dan bersedia memberi vaksin untuk HPR, melakukan surveilans, meningkatkan sistem pencatatan dan pelaporan serta koordinasi kepada dinas terkait untuk kewaspadaan dini terhadap resiko rabies