KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN PADA OPERASI PENANGKAPAN IKAN DENGAN KAPAL BAGAN APUNG DI PERAIRAN TELUK SEMAKA KAB. TANGGAMUS LAMPUNG

Penulis

  • Yusep Sugianto Politeknik AUP Jakarta Penulis
  • Wahyu Dwi Saputra Politeknik KP Karawang Penulis

Kata Kunci:

Komposisi Hasil Tangkapan, Alat Tangkap Bagan Apung, Operasi Penangkapan Ikan Bagan Apung, Jumlah Tangkapan Bagan Apung, Kapal Bagan Apung

Abstrak

Perairan Teluk Semaka Kabupaten Tanggamus Propinsi Lampung memiliki potensi sumberdaya ikan pelagis yang cukup melimpah. Hal ini dapat dilihat berdasarkan data dari UPTD Pelabuhan Perikanan Kotaagung Kabupaten Tanggamus dimana dari bulan Januari hingga Mei 2023 sudah didaratkan ikan pelagis sebanyak 103.970 ton. Kapal penangkapan ikan yang beroperasi di perairan Teluk Semaka terdiri dari berbagai macam, salah satunya adalah kapal bagan apung. Kapal bagan apung merupakan kapal motor yang memiliki tiang-tiang penyangga untuk menurunkan alat tangkap bagan di kedua sisi kapalnya. Kapal bagan apung ini lebih fleksibel pada pengoperasiannya karena dapat berpindah tempat. Ikan hasil tangkapan bagan apung adalah bervariasi, dan biasanya tergantung dari musim ikan tertentu. Penelitian dilakukan di bulan Maret 2023 di kapal bagan apung KM. FR untuk mengetahui ikan hasil tangkapan terbanyak pada bulan tersebut. Penelitian dilaksanakan dengan cara pengamatan langsung operasi penangkapan ikan di kapal bagan apung selama 25 hari operasi penangkapan. Hasil tangkapan dipisahkan menurut spesies, kemudian dihitung berdasarkan jumlah bakul ikan yang diperoleh. Komposisi ikan hasil tangkapan yang diteliti adalah komposisi ikan berdasarkan spesies dan komposisi ikan berdasarkan hasil penjualan. Komposisi dinyatakan dalam satuan persen yang diperoleh dengan memasukkan jumlah tiap entitas di bagi jumlah total entitas dikali 100%. Komposisi spesies ikan hasil tangkapan pada kapal bagan apung KM.FR selama 25 hari operasi penagkapan diperoleh Selar kuning (Selaroides leptolepis) 8,93%, Tongkol (Euthynnus affinis) 8,04%, Ikan Teri (Stolephorus sp.) 15,18%, Ikan Layang (Decapterus spp) 2,68%, Bawal Hitam (Parastromateus niger) 3,57%, Peperek (Eubleekeria splendens) 8,04%, Ikan tamban (Sardinella fimbriata) 3,57%, Golok-Golok (Chirocentrus dorab) 4,46%, Cumi-Cumi (Loligo spp) 25,90% dan ikan-ikan lainnya yang dicampur sebanyak 19,64%. Berdasarkan hasil penjualan di tempat pelelangan ikan, penjualan terbesar adalah cumi-cumi sebesar Rp 23.000.000 (42,38%) dan penjualan terkecil adalah ikan tamban sebesar Rp1.300.000 (2,31%) dari total penjualan hasil tangkapan sebesar Rp 56.390.000.

Diterbitkan

2024-06-01