RENDEMEN HIDROKSIAPATIT DARI TULANG IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) DENGAN LAMA WAKTU 12, 24, 36, 48 JAM DENGAN METODE PRESIPITASI
Kata Kunci:
Rendemen Hidroksiapatit, Ikan Cakalang, Katsuwonus Pelamis, Metode PresipitasiAbstrak
Masyarakat di wilayah Sulawesi Selatan banyak mengolah ikan cakalang karena ikan cakalang memiliki banyak kandungan gizi seperti kadar protein sebesar 22 gram, lemak sebesar 1,010 gram, dan karbohidrat sebesar 1,300 gram. Hidroksiapatit (HA) telah dipelajari selama bertahun-tahun dan digunakan secara luas untuk pembuatan implan karena kesamaannya dengan fase mineral tulang dan terbukti biokompatibel dengan tulang dan gigi manusia. Untuk mengetahui hasil rendemen hidroksiapatit dan senyawa bioaktif dari tulang ikan cakalang (Katsuwonus pelamis ) dengan lama waktu 12, 24, 36, dan 48 jam dengan metode presipitasi. Metode penelitian dilakukan secara eksperimentral laboratorium. Penelitian ini menggunakan bahan Katsuwonus Pelamis, NaOH, H3PO4, Aquades. Hasil data penelitian ini diolah dan dianalisis dengan menggunakan rumus rendemen. Berdasarkan hasil uji diperoleh bahwa rendemen hidroksiapatit dari tulang ikan cakalang tertinggi dicapai pada ekstraksi 24 jam (97,807%), sedangkan durasi (36 dan 48 jam) menurunkan hasil karena degradasi material. Komposisi senyawa pada 12 jam, Whitlockite mendominasi (84,5%), sementara pada 24 jam, Hydroxyapatite meningkat (46,1%) dengan Whitlockite (45,7%). Pada 36 jam, Whitlockite (50,4%), dan pada 48 jam, Fluorapatite mendominasi (49,7%). Waktu optimal 24 jam menghasilkan biomineral berkualitas tinggi untuk aplikasi biomaterial. Ekstraksi 24 jam menghasilkan hidroksiapatit tertinggi (97,807%) dengan biomineral berkualitas tinggi, sementara durasi lebih lama menurunkan hasil. Komposisi senyawa bervariasi, dengan Whitlockite dominan pada 12 dan 36 jam, Hydroxyapatite meningkat pada 24 jam, dan Fluorapatite mendominasi pada 48 jam