Hubungan Beban Kerja Fisik Dan Mental Dengan Keluhan Musculoskeletal Disorders Pada Tenaga Kerja Bongkar Muat Di Pelabuhan Tilamuta.
Kata Kunci:
Musculoskeletal Disorders, Beban Kerja Fisik, Beban Kerja Mental, PelabuhanAbstrak
Pelabuhan adalah tempat pekerjaan yang sebagian besar dilakukan dengan cara manual. Tantangan besar dalam pekerjaan manual seperti bongkar muat seperti ini berupa risiko keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs). Keluhan MSDs pada umumnya terjadi karena kontraksi otot berlebihan akibat pemberian beban kerja fisik maupun mental yang terlalu berat dengan durasi pembebanan yang panjang. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan antara beban kerja fisik dan mental dengan keluhan MSDs pada TKBM di Pelabuhan. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dimana penelitian ini bersifat survey analytic dengan desain Cross Sectional. Sampel penelitian berjumlah 46 tenaga kerja yang dipilih dengan teknik total sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner Nordic Body Map (NBM) untuk mengukur keluhan MSDs, metode Cardiovascular Load (CVL) untuk menilai beban kerja fisik, dan NASA-TLX untuk mengevaluasi beban kerja mental. Analisis data dilakukan dengan uji Rank Spearman. Hasil analisis data menunjukkan bahwa nilai kedua variabel p = 0,000 (p ≤ 0,05) yang berarti ada hubungan antara beban kerja fisik dan mental dengan keluhan MSDs pada TKBM di Pelabuhan. Hal ini dapat disebabkan karena pekerja mengangkat beban yang melebihi batas angkat dan dengan tuntutan waktu yang singkat. Saran untuk Instansi terkait agar menekankan penggunaan alat bantu angkat beban, dan meningkatkan pelatihan ergonomi, sementara tenaga kerja bongkar muat harus menjaga postur kerja, serta memperhatikan istirahat dan pola hidup sehat untuk mengurangi risiko MSDs